Berita & Artikel
Berita Kegiatan
PIR terus Bertransformasi Menuju Pemain Bisnis Tingkat Asia Tenggara

Jakarta, TopBusiness – PT Pengembangan Investasi Riau atau PT PIR mendukung upaya pemerintah guna menciptakan iklim Indonesia yang sehat, seiring rencana Pemerintah Indonesia untuk menekan emisi karbon atau net zero emission (NZE) sebesar 358 juta ton CO2 di tahun 2030. Hal itu sekaligus sebagai sarana untuk merealisasikan Paris Agreement di tahun 2060.

Sehubungan dengan NZE, maka peran serta seluruh insan yang berada di Perusahaan mesti memiliki andil besar. Tak terkecuali ditambah dengan transformasi bisnis dan digital demi menciptakan roda bisnis yang berkelanjutan. Dengan begitu, perusahaan menjadi pemain terbaik.

Ditegaskan Direktur PT PIR Detha Yurisna, manajemen akan menjadikan BUMD ini menjadi player terbaik di daerah, nasional dan juga bisa bersaing di Asia Tenggara. “Tentunya peningkatan kualitas SDM di semua lini sudah menjadi target management,” kata Detha di hadapan Dewan Juri TOP BUMD Awards 2024, yang berlangsung dalam jaringan melalui aplikasi rapat zoom, di Jakarta hari ini.

Selain Detha, tampak sejumlah manajer mendampingi. Seperti, Manager Finance dan Accounting Surya Harpennas dan Manager Adm dan Umum Rudi Alfian Umar.

Dikatakan Detha, pihaknya pun mengintegrasikan dan mengkolaborasikan transformasi digital di seluruh lini bisnis agar proses berjalan dengan baik. “Juga IT digital transformation menjadi perhatian kami, karena IT sangat memberikan percepatan layanan bisnis dan efisien”, tegas Detha Yurisna.

Sejatinya program NZE yang digadang-gadang pemerintah sejalan dengan bisnis yang digeluti PT PIR. Sebagaimana diketahui, perusahaan memiliki konsesi tambang batubara untuk menyuplai ke PT PLN yang beroperasi di Kepulauan Riau dan Riau Daratan. Sementara itu, ijin Kelola wilayah kerja tambang batubara akan berakhir pula pada tahun 2032.

Tak hanya itu, semenjak tahun 2019, PT PIR memiliki unit usaha di pembangkitan tenaga listrik berbahan bakar batubara dan gas. Perusahaan, saat ini, mengelola PLTG 1 X20 MW dan Combine Cycle 1 x 10MW, sedangkan PT RIAU POWER dan PLTU 2 X 3,5 MW di bawah anak Perusahaan, yaitu PT Riau Power Dua.

Selanjutnya, PT PIR mempunyai anak perusahaan yang langsung terafiliasi, seperti dalam klaster bisnis perdagangan dan industri yaitu PT Riau Multi Trade- Beras Riau (RR) & Trading. Ada lagi klaster  konsultan bisnis dan keuangan seperti, PT Permodalan Ekonomi Rakyat, PT Jamkrida Riau dan BPR Duta Perdana. Terakhir,  klaster bisnis transportasi yakni KMP Berembang -Kep Meranti, Bengkalis.

Menurut Detha, dalam melaksanakan bisnis PT PIR telah menerapkan good corporate governance (GCG) serta telah menerapkan prinsip bisnis yang bertanggung jawab.

“Serta dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), maka kualitas dan kompetensi karyawan sudah menjadi target agar keunggulan SDM yang dimiliki, berdampak besar dalam mengelola bisnis agar bisa menjadi pemain/player di Riau dan juga bisa menembus pasar Asia Tenggara,” beber Detha.

Selanjutnya, pningkatan kualitas SDM hingga direksi dan komisaris mendapatkan perhatian Perusahaan. Karena itu, Perusahaan menggelar berbagai pelatihan, sertifikasi profesi dan tugas belajar yang mendapatkan perhatian khussus. “Posisi SDM menjadi aset bagi perusahaan, keunggulan sangat membuktikan kelincahan perusahaan di arena bisnis yang sangat ketat ini,” imbuh Detha.

Sesungguhnya kiprah yang dilaksanakan oleh PT PIR adalah untuk mencapai visi dan misi. Adapun visinya yaitu akan menjadi lokomotif pembangunan Riau dalam bidang ekonomi, dan Sosial. Sementara misi seperti, menyediakan rasio elektrifikasi, tingkat aksebiliti wilayah di Provinsi Riau. Kemudian, meningkatkan pertumbuhan industri di Riau melalui penyediaan bahan baku energi, lalu meningkatkan brand lokal memasuki pasar Asia Tenggara, serta mendorong pengembangan investasi di Riau dan menjadi mitra strategis bagi para investor di daerah Riau.

Atas kerja keras yang dilakukan, PT PIR mampu mencetak kinerja keuangan sepanjang 2022. Perusahaan membukukan  pendapatan sebesar Rp 193,936 miliar dan tahun 2023 sebesar Rp 132,853 miliar. Pun, mendapatkan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sejak  tahun 2017-2020 dengan status perusahaan SEHAT.

Sementara, Anggota Dewan Juri Dwinda Ruslan memeberikan masukan kepada manajemen PT PIR. “Saran saya sebaiknya PT PIR ini masuk ke dalam perusahaan investasi, Venture Capital, dan bisnisnya langsung dikelola anak perusahaan saja, Holding (induk) mencarikan investasi dan bangun kerja sama dengan seluruh pelaku bisnis apakah itu, BUMN, swasta loka dan asing sekali pun, apalagi bisnis mendatang ini sudah menuju ke energi bersih, EBT akan lebih besar perannnya,” tegas Dwinda.


Sumber : https://www.topbusiness.id/88005/pir-terus-bertransformasi-menuju-pemain-bisnis-tingkat-asia-tenggara.html